BARRU, onlinekasus.com – Ribuan masyarakat, terutama dari kalangan pemuda, berkumpul dalam Deklarasi Relawan Kawan 54, untuk mendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari dan Abustan. Acara ini dihadiri oleh banyak tokoh penting, serta menjadi momen berharga bagi pasangan Andi Ina – Abustan, dalam perjalanan menuju Pilkada Barru 2024, bertempat di Saoraja Palanro, kecamatan Mallusetasi, kabuoaten Barru, minggu (20/10/2024).
Dalam sambutan Koordinator Relawan Kawan 54, Asrul Hatta menyampaikan, insyaallah kami mendoakan kemenangan Andi Ina – Abustan pada tanggal 27 November dan saya juga jelaskan sejarah terbentuknya Kawan 54 yang mengambil nama dari pembina mereka, Haji Safri dan makna di balik pilihan istilah “Kawan” yang melambangkan kebersamaan dan perjuangan hingga kemenangan. Kawan adalah singkatan dari “Kawal Sampai Menang,” yang mencerminkan semangat perjuangan mereka.
Asrul juga menjelaskan, tiga poin penting dalam deklarasi ini:
1. Pammulai Pole Ri Niatta – Deklarasi ini berawal dari niat yang tulus dan ikhlas. Mereka mewakafkan gerakan ini untuk kebaikan Barru.
2. Pammulai Pole Ri Pikiratta – Mereka yakin bahwa pasangan Andi Ina – Abustan akan mampu membangun Barru menjadi lebih baik.
3. Pammulai Dari Gerakan Ta – Mengajak masyarakat terdekat untuk ikut bergerak dan memenangkan pasangan ini.
Setelah pembacaan deklarasi oleh Kawan 54 di hadapan ribuan masyarakat, acara dilanjutkan dengan pemaparan visi dan misi oleh Andi Ina Kartika Sari dan Abustan.
Visi dan Misi: Tiga Pilar Utama untuk Barru.
Dalam sambutan, Andi Ina Kartika Sari menyapa masyarakat dan tokoh-tokoh yang hadir, saya juga menekankan pentingnya koreksi dan masukan dari masyarakat jika ada langkah yang keliru, baik dirinya maupun Abustan. Komitmen kami pada tiga pilar utama dalam visi dan misi kami adalah, berkeadilan, sejahtera dan berkelanjutan.
Sedangkan dalam sambutan Abustan mengatakan, generasi milenial yang hadir hari ini, adalah penerus masa depan Barru. Kami akan membangun pondasi ekonomi melalui pengembangan Kawasan Industri Barru yang terintegrasi dengan pelabuhan, program jangka panjang untuk seluruh masyarakat Barru. Saya juga menekankan pentingnya tidak hanya mengedepankan program bagi – bagi, tetapi membangun ekonomi Barru secara fundamental, dengan 15 program prioritas yang disusun berdasarkan pengalamannya selama puluhan tahun.
Salah satu program unggulan mereka adalah subsidi UKT bagi mahasiswa Barru, mengingat sekitar 50% mahasiswa di daerah ini tidak melanjutkan pendidikan karena kendala biaya. Selain itu, mereka juga berkomitmen mengembangkan UMKM dan startup di Barru, serta memanfaatkan potensi besar dari sektor pertambangan, pertanian dan peternakan.
Diskusi dengan Pemuda: Isu Pendidikan dan Ekonomi Lokal.
Dalam sesi diskusi, dari komunitas pesisir Lapakaka, Firdaus mengangkat isu kurangnya perhatian terhadap kegiatan di wilayah pesisir, sementara Muhammad Aqil Sadiq, seorang mahasiswa, menanyakan pemerataan akses pendidikan antara kota dan pedalaman serta isu dinasti politik. Devi Permatasari, pemilik DFC (ayam crispy), bertanya tentang penurunan daya beli masyarakat di Barru.
Andi Ina dan Abustan menjawab secara lugas, menekankan pentingnya menciptakan lapangan kerja yang mampu mendistribusikan ekonomi secara merata. Abustan berbagi pengalamannya selama 7 tahun sebagai Kepala Dinas Pendidikan, termasuk usahanya mendirikan SMP Harapan, dengan konsep asrama sebagai bagian dari upaya pemerataan pendidikan dan ini menjadi perhatian serius. Tentunya integrasi teknologi bagi sektor pendidikan juga menjdi prioritas . Selain itu, mereka berkomitmen membenahi kebijakan pendidikan, termasuk standar pelayanan minimal yang belum berjalan optimal.
Mengenai ekonomi, mereka mengidentifikasi masalah efek backwash effect, di mana ekonomi Barru terhisap oleh kota – kota besar, seperti Parepare dan Makassar. Program Kawasan Industri Barru diharapkan, dapat mengatasi masalah ini dan meningkatkan daya beli masyarakat. (Bur)