PAREPARE – Pemerintah Kota Parepare, mendukung peningkatan pemberdayaan perempuan Gereja Toraja Mamasa (GTM), khususnya dalam menjaga sinergitas dan kerukunan masyarakat di Parepare, kamis (4/7/2024).
Harapan ini di sampaikan oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, Julius Upa, hadir mewakili Penjabat (Pj) Wali Kota Parepare, Akbar Ali, pada Pertemuan Tahunan Persekutuan Perempuan GTM Tingkat Sinode, bertempat di Jalan Bayam, kelurahan Labukkang, kecamatan Ujung, kota Parepare.
“Bahwa pemberdayaan perempuan sangat di perlukan, untuk memberikan penguatan dan kemampuan perempuan dalam mengambil peran di tengah masyarakat. Kita ketahui bahwa perempuan – perempuan GTM sangat memiliki potensi, karena merupakan salah satu jemaat yang paling aktif, di dalam pelayanan gereja. Saya pun berharap, melalui pertemuan tahunan ini, dapat di hasilkan program – program strategis yang mampu menjawab tantangan dan kebutuhan umat, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, “Tutur Julius Upa.
Lanjut Julius Upa Menyatakan, perempuan berperan penting dalam pembangunan, yakni meningkatkan kualitas hidup, berpartisipasi dalam dunia politik dan terlibat dalam berbagai kegiatan terkait pembangunan nasional. Perempuan juga berperan dalam penanggulangan kemiskinan, pendidikan dasar, kesetaraan gender, kesehatan ibu dan anak, serta kelestarian lingkungan hidup. Karena itu, Pemerintah Indonesia membidik empat sektor utama untuk memaksimalkan peran perempuan, yaitu pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan pencegahan kekerasan. Perempuan berperan penting dalam penanganan stunting, karena itu kesiapan dan kematangan diri seorang perempuan, dalam berumah tangga perlu di perhatikan untuk menghasilkan keluarga yang berkualitas.
“Saya juga mengajak Gereja Toraja Mamasa dan Pemkot Parepare, untuk terus menjaga kemitraan agar pembangunan di Parepare, terutama pembangunan moral, dapat tercapai dengan maksimal. Selain itu, saya juga mengajak seluruh pihak untuk mengambil peran dalam merawat dan memelihara kerukunan bangsa. Sayapun berharap, agar para pendeta dan pelayan jemaat di lingkungan Sinode Gereja Toraja Mamasa mampu menjadi transformator, motivator dan inovator masyarakat di tengah keagamaan moralitas modern. Sekaligus berperan sebagai benteng moral dan ilmu. Karena itu, para pendeta dan pelayan jemaat di tuntut untuk dapat berperan aktif dan konkret, serta solutif di tengah – tengah problematika sosial, “Tutupnya. (*)