Soppeng, onlinekasus.com, – Panen Raya di Kabupaten Soppeng yang seharusnya menjadi momen penuh harapan bagi para petani, justru menyisakan kekhawatiran. Pasalnya, sejumlah petani mengeluhkan gudang penyimpanan padi milik mitra Bulog yang sudah penuh, bahkan sejak panen kecil beberapa waktu lalu. Kondisi ini menimbulkan antrean panjang kendaraan pengangkut gabah dan keresahan para petani yang kini menghadapi ancaman gagal panen akibat keterlambatan distribusi dan penyimpanan.
Salah satu petani di Soppeng yang enggan disebutkan namanya menyampaikan keluhannya. Ia menyebut, himbauan kepada petani agar menunda panen karena gudang penuh sangat merugikan. Terlebih, saat ini kondisi cuaca kerap tidak menentu dan sering turun hujan. Jika padi yang siap panen tidak segera dipotong, dikhawatirkan akan membusuk, menghitam, bahkan terbaring di sawah tanpa sempat dipanen. Hal ini tentu berdampak besar terhadap pendapatan petani. Minggu, 6 April 2025.
“Kemarin baru panen kecil saja gudang sudah penuh. Bagaimana nanti saat puncak panen raya? Kami petani ini khawatir, karena padi bisa rusak kalau tidak cepat diangkut,” ujarnya.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat: jika panen ditunda karena alasan teknis gudang penuh, siapa yang akan bertanggung jawab atas kerusakan hasil panen petani?
Para petani berharap Bulog Kabupaten Soppeng bersama pemerintah daerah segera mencarikan solusi nyata. Salah satu solusi yang disarankan masyarakat adalah memperluas kerja sama dengan lebih banyak mitra penyimpanan, mengingat masih banyak gudang di wilayah Soppeng yang bisa dimanfaatkan.
“Bulog seharusnya banyak-banyak koordinasi, komunikasi, dan silaturahmi ke daerah-daerah lain. Ajak kerja sama agar beban petani tidak semakin berat. Jangan sampai kami jadi korban karena persoalan teknis penyimpanan,” tambahnya.
Desakan ini menjadi sinyal penting bagi Bulog dan instansi terkait agar lebih sigap menghadapi dinamika panen raya, terutama dalam memastikan hasil pertanian masyarakat terserap dan tersimpan dengan baik. Petani berharap ada langkah konkret, cepat, dan berpihak agar tidak terjadi kerugian besar yang merugikan mereka yang selama ini menjadi tulang punggung ketahanan pangan daerah. (**)