Inovasi BKKBN Gowa Atasi Stunting Melalui ” GASSING NGANRE “

GOWA, ONLINEKASUS.COM — Untuk meggenjot penekanan terhadap stunting agar megalami penurunan secara signifikan khususnya di Kab. Gowa di 2024 mendatang.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kab. Gowa, Sofyan Daud, S.Sos, M.Si, di temui diruang kerjanya mengatakan, Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Khususnya di Kabupaten Gowa tugas pokok BKKBN adalah pertama, Program Bagga Kencana, kedua Percepatan Penurunan Stunting dan ketiga Penghapusan Kemiskinan Ekstrim. Ucapnya Jum’at 22/12/2023

Dikatakan Sofyan, dengan adanya TPPS di Kab.Gowa dimana Wakil Bupati sebagai ketua dan lewat forum atau sebuah mekanisme mengevaluasi melaui kopi morning yang di pimpin oleh Wakil Bupati Gowa ada tiga yang di bahas, Pertama serapan anggaran, kedua Percepatan penurunan stunting, ketiga Penghapusan kemiskinan ekstrim.

Dari Perpres itu mengikuti sampai kebawah. Khususnya di tingkat Kab.Gowa Kepala Dinas PPKB (pengendalian penduduk dan keluarga berencana) kedudukannya adalah sekertaris dari TPPS (tim percepatan penurunan stunting).

Menurungkan angka stunting sesuai yang di harapkan dibutuhkan pendekatan kompergensi secara terkoordinasi, terintegrasi kepada beberapa SKPD. Karena tidak mungkin bisa kita turungkan kalau hanya satu SKPD yang peduli.

Di tahun 2021 – 2022 persentase angka stunting di Gowa tidak turun masih berada di 33 persen. Maka kita juga membutuhkan inovasi dalam rangka menurunkan stunting karena target kita di tahun 2024 untuk Kab.Gowa kalau tidak bisa 14 persen minimal kita sampai ke 18, 5 persen, kata Sofyan Daud.

Di jelaskan Sofyan, Melalui Inovasi “GASSING NGANRE” (gerakan atasi stunting dengan telur dan kelor). Telur dan Kelor ini sudah terbukti secara ilmiah telah mengandung protein yang cukup tinggi dengan protein hewani dan asam aminonya lengkap dan harganya murah dan hampir semua warga yang ada di Kab.Gowa bisa membeli telur.

“Gassing Nganre” ini kita sudah mencoba ke sasaran pertama ibu hamil, anak yang berumur 6 sampai dengan 23 bulan, untuk itu kita sarankan agar membiasakan makan telur dan lengkap makan kalau ada sayurnya dan sayur yang kita rekomendasikan adalah kelor.

Sayur kelor di Kab.Gowa mudah tumbuh dan mudah diperoleh. Hasil penelitian juga mengatakan bahwa sayur kelor kandungan zat besinya sangat tinggi dan sangat berguna percepatan menurunkan stunting. Proteinnya 7 kali lipat dibanding dengan jeruk. Inilah yang kita dorong masyarakat untuk makan telor dan kelor, paparnya Sofyan Daud

Selain itu agar berjalan maksimal tentunya juga dengan gotong royong karena tidak mungkin stunting ini turun apa bila diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah.

“Hal ini kita juga telah membentuk namanya BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting) yang melibatkan tokoh tokoh masyarakat usahawan, para pejabat secara materi berkemampuan untuk turut peduli kepada ibu hamil yang KEK (kekurangan energi kronis) dan anak – anak kita yang kekurangan gizi yang ada disekitar tempat tinggal kita. Apa bila dalam sehari anak ini makan satu butir telur dan makan sayur kelor otomatis naik berat badannya.

Begitu juga dengan orang hamil yang terus berlanjut dan semua ibu hamil beresiko melahirkan anak stunting, ini juga yang kita mau melembagakan ke setiap desa/kelurahan agar BAAS itu menjadi lembaga gotong royong untuk mengatasi stunting sekaligus menghadapi Indonesia emas tahun 2045. Karena 23 tahun kedepan akan memasuki pasar kerja maka mereka harus dibuat sedemikian rupa, tambahnya Sofyan Daud.

Program ini juga sudah dibentuk sampai di tingkat desa/kelurahan namanya “Posko DASHAT” (dapur sehat atasi stunting). Camat dan lurah serta kepala desa tentunya sebagai penanggung jawab tim percepatan penurunan stunting dan perlu memahami apa sebenarnya tugas tersebut dan memastikan semua bantuan itu sampai dan tepat sasaran serta harus di evaluasi ada tidak hasilnya, tutup Sofyan Daud.(Haris)