Desa Kebo Terancam Jadi Desa Mati, Infrastruktur Rusak dan Longsor Mengintai

Soppeng, onlinekasus.com – Desa Kebo, yang terletak di Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, kini menghadapi ancaman serius menjadi “desa mati” akibat kerusakan infrastruktur yang kian parah dan kondisi geografis yang rentan bencana.Dikelilingi oleh aliran Sungai Walanae, desa ini setiap tahunnya dihantui banjir saat musim hujan tiba. Air sungai yang meluap kerap menyebabkan tebing-tebing sungai longsor di berbagai titik, bahkan di area yang berdekatan langsung dengan permukiman warga. Tak hanya itu, longsor juga terjadi di pinggir jalan desa dan bahkan melahap sebagian badan jalan, membuat akses transportasi semakin sulit.Adih (45), salah satu warga Desa Kebo, dengan nada sedih menggambarkan kondisi terkini kampung halamannya. “Desa Kebo kondisinya seperti desa mati. Jalannya banyak rusak parah, terutama di Sekkunge, Rumpae, dan Kulampeng,” ungkapnya.

Menurut Adih, jembatan yang menghubungkan Desa Kebo dengan Desa Baringeng, yang dulunya menjadi akses utama warga, kini telah runtuh. Jalan penghubung antardesa yang masuk dalam jalan kabupaten itu pun rusak berat dan tak kunjung diperbaiki selama puluhan tahun. “Kalau musim hujan, jalan itu digenangi air, berlumpur, dan sangat membahayakan warga,” tambahnya.

Warga berharap pemerintah daerah maupun provinsi segera mengambil tindakan nyata. Mereka meminta perbaikan jalan penghubung dan pembangunan kembali jembatan yang runtuh, serta penanganan serius terhadap tebing-tebing sungai yang rawan longsor.

“Kami butuh solusi nyata. Kami tidak ingin desa kami benar-benar mati,” tutup Adih, menyuarakan harapan seluruh warga Desa Kebo.