SINJAI ONLINE KASUS.COM — Proyek yang dikerjakan oleh Dinas PUPR di ibukota kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai tepatnya di Kelurahan samataring lingkungan mangarabombang, warga mengeluhkan kondisi plat duiker yang rusak membahayakan pengendara, terutama kendaraan roda dua. Warga kelurahan samataring mengaku telah melaporkan kerusakan tersebut kepada pemerintah kabupaten dalam hal ini dinas PUPR, namun belum ada tindakan perbaikan permanen yang signifikan pada saat laporan tersebut dipublikasikan.
Andi Edy Sofyan, SH pengurus IWO Indonesia DPD Sinjai, menegaskan bahwa, Soal kerusakan berupa delaminasi atau pengelupasan lapisan permukaan duiker di kelurahan Samataring dekat SMA 10, tersebut, mungkin saja di akibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kualitas pekerjaan yang kurang baik dan mungkin diakibatkan oleh matrial yang kurang bagus atau lemahnya pengawasan, pastinya ini bukan bencana alam.
“Jika dicermati kejadian tersebut, dugaan sementara kita lebih pada kualitas pekerjaan serta kondisi beton pada pekerjaan ini yang mungkin saja belum waktunya untuk digunakan,” ungkap Edy saat di konfirmasi, Rabu (25/11/2025)
Lanjut Edy, seharusnya pihak terkait maupun aparat penegak hukum mengkaji dan melakukan pemeriksaan mutu beton yang dilaksanakan pada pengerjaan pembangunan jembatan Duiker tersebut yang baru saja dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2025.
“Dan kerusakan duiker bukan hanya terjadi di kelurahan Samataring, Ambruknya duiker di jalan poros bua, jebolnya duiker di jalan Gunung Bawakaraeng, dapat menyimpulkan bahwa beban tonase dari barang yang diakut oleh mobil ekspedisi tersebut, tentu kita harus melihat bahwa kendaraan truk itu, telah melalui beberapa jembatan duiker sejenis sebelum tiba pada lokasi yang jebol dan tidak ada yang jebol, inilah di khawatirkan jika tahapan di lapangan kurang mendapat pengawasan dari Dinas terkait,” tutur Edy.
Sementara itu Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Sinjai, Badri Hatta saat dikonfirmasi menjelaskan, “Duikernya selalu dilewati mobil angkutan barang yang tonasenya melebihi daya dukung plat duiker. makanya perlu diperkuat pembesiannya dari sekian banyak plat duikker yang dibuat tahun lalu, hanya duikker dijalan bawakaraeng dengan jalan poros Bua yang rusak karena ruas jalan ini memang selalu dilewati angkutan barang dengan tonase besar dan sudah dikejar ulang,” katanya Badri Hatta.
Saat ditanya soal anggaran duiker tersebut Badri lupa beberapa nilainya,” tandasnya.(Tim)







