PAREPARE – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juni terjadi inflasi 2,6 persen di Kota Parepare, Sulawesi Selatan dan inflasi tersebut di atas nasional yang kurang lebih 2,5 persen, senin (8/7/2024).
Hal itu di ungkapkan oleh Asisten II Perekonomian dan Kesra, Andi Ardian Asyraq mengatakan, inflasi sekitar 2,6 jika di ukur terdapat plus minus, di antaranya masih satu di bawah nasional, namun pihak Pemkot Parepare waspada. Dari inflasi tersebut komuditi yang andil inflasi kurang lebih empat komuditi, yakni beras, ikan, cabe dan udang basah. Beras jadi andil terbesar menyumbang inflasi, namun upaya yang telah di lakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare, dalam hal pengendalian inflasi khusus beras terkait dengan beras SPHP yang jadi komuditi Bulog itu kita lakukan langkah dengan menetapkan harga penyaluran kepada masyarakat.
Lanjut Andi Ardian Asyraq menyampaikan, oleh karena itu meski Bulog di HET (harga eceran tertinggi) tertulis Rp.12.5 ribu oleh Bulog di minta ke mitra untuk melepas dengan harga Rp.12 ribu. Beras yang menyumbang inflasi yakni beras lokal dan pengendaliannya pemerintah Kota Parepare, telah merumuskan langkah yang strategis untuk mengendalikan komuditi beras lokal. Komuditi yang menyumbang inflasi di Kota Parepare yakni ikan, untuk ikan ini kami sudah mengumpulkan para pengepul ikan, nelayan dan mereka menyampaikan bahwa suplai dari ikan masuk di Parepare. Karena kita di Parepare, tidak termasuk sebagai penghasil ikan dan masih mendatangkan, dari berbagai kabupaten seperti Kabupaten Sinjai.
“Jadi itu sangat berpengaruh, terlebih pada saat idul adha kemarin, karena mungkin banyak nelayan yang tidak melaut dan harapan kita kedepan jika ikan harganya bisa terkendali. Komuditi lainnya yang pengaruh inflasi di Kota Parepare yakni cabe dan Pemkot telah mengambil langkah, untuk melakukan kerjasama antar daerah yang menjadi sentra produksi cabe. Kita sudah kerjasama dengan Pemkab Takalar, untuk menyerap produksi cabe mereka untuk kita distribusikan di pasar yang ada di Kota Parepare. Namun memang ada beberapa komuditi cabe yang di miliki pedagang, dengan harga modal masih tinggi sehingga mereka berusaha untuk menghabiskan stok lebih dulu. Saya pun menegaskan optimis, bisa mengendalikan masalah inflasi di Kota Parepare, “Tutupnya. (*)