Dua Rumah Warga Hanyut dan Jalan Beton Desa Kebo Terancam Ambruk Akibat Longsor dan Banjir

Soppeng, onlinekasus.com – Bencana longsor dan banjir yang melanda wilayah Kabupaten Soppeng, khususnya di Kecamatan Lilirilau telah menyebabkan dua rumah warga di Rumpae, Dusun Kebo, Desa Kebo, hanyut terbawa arus sungai Walnae. Selain itu, beberapa titik di wilayah ini, termasuk jalan poros desa, terancam ambruk akibat erosi tanah dan kerusakan infrastruktur.

Menurut Kepala Desa Kebo, A. Sultan, longsor terjadi setelah bencana banjir yang melanda wilayah tersebut beberapa hari yang lalu. Dua rumah warga dan nama pemilik rumah tersebut bernama Isuhe dan Jamaluddin yang berada di tepi tebing sungai mengalami longsor hingga jatuh ke sungai Walnae.

 

“Setelah banjir baru-baru ini, salah satu rumah warga kami hanyut ke sungai Walnae karena tanah di bawahnya longsor. Selain itu, beberapa rumah lain yang berada di tepi sungai juga terancam mengalami hal serupa jika tidak segera ditangani,” ujar A. Sultan.

Selain kerusakan pada rumah warga, bencana ini juga mengancam keberlangsungan jalan poros di Desa Kebo. Beberapa titik jalan, termasuk jalan beton di Dusun Rumpae, mengalami kerusakan serius akibat tergerus air banjir.

“Jalan beton di Dusun Rumpae saat ini sudah berlubang besar di bawahnya karena terkikis air. Jika dilewati kendaraan berat, seperti truk pengangkut pasir, jalan tersebut bisa saja rubuh. Kondisi ini sangat membahayakan pengguna jalan,” tambahnya.

Pemerintah Desa Kebo berharap agar pihak terkait segera turun ke lapangan untuk meninjau kerusakan yang terjadi. Mereka meminta bantuan untuk menangani tebing sungai yang rusak parah serta memberikan dukungan kepada warga yang terdampak, terutama yang kehilangan rumah akibat bencana ini.

“Kami berharap pemerintah kabupaten dan pihak terkait segera meninjau dan memberikan solusi untuk menangani tebing sungai yang rusak serta memperbaiki jalan yang terancam putus. Bantuan bagi warga yang rumahnya hanyut juga sangat kami butuhkan,” ungkap A. Sultan. Sabtu, 28 Desember 2024.

Situasi ini menjadi perhatian serius karena tidak hanya membahayakan keselamatan warga, tetapi juga mengancam aksesibilitas dan perekonomian desa yang bergantung pada jalan poros tersebut. Pemerintah diharapkan segera memberikan langkah konkret untuk menangani dampak dari bencana ini.

Reporter: Ariyanto