Doktor Abdul Razak : Pembuat Konten IG Laki – Laki Gunakan Mukenah Oleh Paslon Tidak Edukatif

JAKARTA – Dosen Bina Nusantara (Binus) Jakarta, Doktor Abdul Razak, menyesalkan adanya konten yang diviralkan salah satu pasangan Calon Kontestasi Pilkada di Kota Parepare. Dimana dalam konten IG tersebut terlihat seorang laki – laki, yang menyebut namanya Calon Wakil menggunakan mukenah dan terkesan menyinggung salah satu Paslon di Pilkada Kota Parepare, bahkan dalam sebuah percakapan terlihat Pemeran perempuan mengatakan kalau kasih juga kesempatan yang lain lagi.

Menanggapi hal tersebut, Doktor Abdul Razak mengatakan, kalau pesan politiknya, tidak mengandung nilai – nilai edukasi yang baik, dalam konteks Pendidikan politik. Dalam perspektif demokrasi, saya menillai kalau konten tersebut mencederai nilai demokrasi yang menjunjung tinggi Sportifitas. Kalau bagian dari konten tersebut, merupakan bagian dari kampanye hitam (black campaign) dan ini tidak sesuai, dengan budaya demokrasi Pancasila.

“Ini bisa dikatakan konten yang dibuat asal jadi, tidak dikaji dan dianalisis secara cermat. Sebab suatu konten pasti punya dampak, jika tujuannya baik maka hasilnya pasti baik sebaliknya kalau tujuannya negatif maka dampaknya negatif. Seharusnya orang yang membuat konten politik saat ini lebih mengedepankan nilai-nilai etika atau moral, (Agama), nilai kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan sebagai inti demokrasi Pancasila, “Jelas Alumni Lulusan Doktor Komunikasi Politik Universitas Pajajaran (UNPAD) Bandung ini.

Mantan Sekjen Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat menyatakan, dirinya tidak melihat kepentingan siapa dalam konteks ini, tapi lebih objektif bahwa hasil konten yang dihasilkan tidak tepat. “Konten ini bisa menimbulkan perpecahan dn kebencian sesama warga atau masyarakat terutama bagi para generasi muda kita. Sebab dalam kontestasi politik yang tinggal beberapa hari lagi. Sebaiknya konten-konten yang dibuat lebih menjaga persatuan dan kebersamaan menjelang Pemungutan Suara tanggal 27 November 2024.

Lebih lanjut menurut Abdul Rozak mengatakan, bahwa suatu pesan yang disampaikan selalu memberikan dampak politik, apalagi dalam kontestasi Pilkada saat ini. Sebab konten ini dalam perspektif Komunikasi Politiik, menunjukkan adanya kekerasan verbal (bahasa) dan non verbal (bahasa tubuh). Dimana dalam konten itu terdapat laki-laki yang menggunakan Mukenah, dan cara komunikasi yang mencerminkan perilaku orang lain. Tentunya ini melukai perasaan perempuan khususnya yang menggunakan jilbab. Konten atau parodi politik tersebut dalam perspektif agama, SANGAT bertentangan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, dimana dampaknya dapat merenggangkan dan memutus tali silaturrahmi serta ukhuwa Islamiyah yang sudah terjalin dengan baik selama ini di Kota Parepare.

Abdul Razak juga memandang bahwa, jika ditanya siapa yang diuntungkan dari pembuatan konten politik ini, maka Abdul Rozak menilai justru yang diuntungkan adalah pasangan yang menjadi sasaran dari konten negatif tersebut, sebaliknya yang dirugikan adalah pasangan yang membuat konten ini. Sebab orang yang dizholimi oleh konten tersebut, akan mendapatkan dukungan nesar dan simpatik masyarakat, bahkan elektabilitasnya akan naik. Apalagi kalau orang atau konstituennya diam dan SABAR tidak merespon balik. Sehingga, sebenarnya kecerdasan dan kedewasaan politik masing-masing pasangan politik sangat diharapkan dalam meraih kemenangan dalam Pilkada 2024. (*)